Profil Desa Banjarsari Kulon

Ketahui informasi secara rinci Desa Banjarsari Kulon mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Banjarsari Kulon

Tentang Kami

Desa Banjarsari Kulon di Kecamatan Sumbang, Banyumas, merupakan wilayah agraris padat penduduk yang strategis. Dikenal dengan produksi bata merah dan pertanian padinya, desa ini memadukan kekuatan industri tradisional dengan sektor pertanian sebagai penop

  • Sentra Industri Bata Merah

    Desa Banjarsari Kulon adalah pusat produksi bata merah berkualitas tinggi yang vital di Kecamatan Sumbang, di mana industri ini menjadi sumber pendapatan utama bagi sebagian besar warganya.

  • Basis Pertanian Padi yang Subur

    Didukung oleh lahan persawahan yang luas dan subur, sektor pertanian padi menjadi pilar kedua perekonomian desa, memastikan ketahanan pangan dan stabilitas ekonomi lokal.

  • Lokasi Strategis di Perbatasan

    Berada di perbatasan langsung dengan Kecamatan Kembaran dan dekat dengan akses perkotaan, desa ini memiliki dinamika sosial dan ekonomi yang tinggi serta potensi pengembangan wilayah yang signifikan.

Pasang Disini

Berada di tepian tenggara Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Desa Banjarsari Kulon memancarkan aura sebagai desa yang tangguh dan produktif. Wilayah ini dikenal luas sebagai salah satu sentra industri bata merah terbesar dan paling konsisten di kawasan sekitarnya. Di sela hamparan sawah yang menghijau, puluhan tungku pembakaran bata menjadi pemandangan khas, menandakan denyut nadi ekonomi kerakyatan yang menghidupi ribuan jiwa. Dengan luas wilayah 154,80 hektare, Banjarsari Kulon menjadi rumah bagi 6.596 jiwa, menjadikannya salah satu desa terpadat dengan etos kerja yang tinggi.

Lokasi Desa Banjarsari Kulon sangatlah strategis. Di sebelah utara, desa ini berbatasan dengan Desa Kawungcarang dan Desa Banjarsari Wetan. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Karanggintung. Sementara di sisi selatan, wilayahnya dipisahkan oleh sungai dari Desa Pliken dan di sisi timur berbatasan langsung dengan Desa Linggasari, yang keduanya masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Kembaran. Posisi di perbatasan antar-kecamatan ini memberikannya keuntungan akses dan potensi interaksi ekonomi yang lebih luas. Dengan kepadatan penduduk mencapai 4.261 jiwa per kilometer persegi, desa ini menunjukkan karakteristik sebagai kawasan permukiman padat karya. Kode pos untuk Desa Banjarsari Kulon adalah 53183.

Tata Kelola Pemerintahan dan Pembangunan Infrastruktur Ekonomi

Pemerintahan Desa Banjarsari Kulon, di bawah kepemimpinan Kepala Desa, menjalankan roda birokrasi dengan fokus pada pemberdayaan ekonomi lokal dan peningkatan kualitas hidup warganya yang padat. Pemerintah desa memainkan peran penting dalam memfasilitasi keberlangsungan industri bata merah dan sektor pertanian yang menjadi tumpuan hidup masyarakat. Struktur pemerintahan yang terorganisasi dengan baik, mencakup 2 Kepala Dusun, 7 Rukun Warga (RW), dan 41 Rukun Tetangga (RT), memastikan bahwa pelayanan publik dan program pembangunan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Mengingat karakter ekonominya, prioritas pembangunan infrastruktur di Banjarsari Kulon diarahkan untuk menunjang aktivitas industri dan pertanian. Perbaikan dan pengerasan jalan-jalan desa menjadi agenda utama, bukan hanya untuk mobilitas warga, tetapi yang lebih krusial adalah untuk kelancaran transportasi tanah liat sebagai bahan baku bata dan distribusi bata merah yang sudah jadi ke berbagai proyek pembangunan. Pembangunan talud dan normalisasi saluran irigasi juga menjadi fokus untuk melindungi area persawahan dan permukiman dari risiko banjir. “Kekuatan ekonomi desa kami ada pada industri bata dan sawah. Infrastruktur yang kami bangun harus mampu menopang kedua sektor vital tersebut agar kesejahteraan warga terus meningkat,” demikian komitmen yang dipegang oleh pemerintah desa.

Industri Bata Merah: Api Kehidupan Warga Banjarsari Kulon

Identitas utama yang paling melekat pada Desa Banjarsari Kulon adalah statusnya sebagai pusat industri bata merah. Kualitas tanah liat di wilayah ini yang sangat baik menjadi anugerah alam yang dimanfaatkan secara turun-temurun. Industri ini bersifat kerakyatan, di mana puluhan unit usaha pembuatan bata dimiliki dan dikelola oleh warga setempat, menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, mulai dari penambang tanah liat, pencetak, hingga pekerja di tungku pembakaran.

Proses produksi bata merah di sini masih banyak yang mempertahankan cara-cara tradisional yang terbukti menghasilkan produk berkualitas. Mulai dari penggilingan tanah, pencetakan manual, penjemuran di bawah sinar matahari, hingga proses pembakaran selama berhari-hari di dalam tobong (tungku). Asap yang mengepul dari cerobong-cerobong tobong adalah pemandangan sehari-hari yang menjadi simbol bahwa roda ekonomi desa sedang berputar kencang. Bata merah dari Banjarsari Kulon dikenal kokoh dan memiliki ukuran presisi, menjadikannya pilihan utama bagi para pengembang dan kontraktor di wilayah Banyumas dan sekitarnya. Industri ini adalah api yang sesungguhnya, yang menjaga dapur ribuan warga desa tetap mengepul.

Sektor Pertanian sebagai Pilar Ketahanan Pangan

Meskipun industri bata merah menjadi primadona, Desa Banjarsari Kulon tidak meninggalkan identitasnya sebagai desa agraris. Sektor pertanian, khususnya budidaya padi sawah, menjadi pilar kedua yang tak kalah pentingnya. Hamparan lahan persawahan yang subur menjadi fondasi ketahanan pangan bagi desa yang padat penduduk ini. Didukung oleh sistem irigasi yang cukup baik, para petani dapat melakukan panen lebih dari dua kali setahun.

Aktivitas pertanian menjadi penyeimbang bagi industri bata merah. Saat sebagian warga sibuk di lokasi pembuatan bata, sebagian lainnya tekun mengolah sawah. Sinergi antara dua sektor ini menciptakan sebuah model ekonomi yang unik dan tangguh. Hasil panen tidak hanya untuk memenuhi konsumsi pribadi, tetapi juga dijual ke pasar, memberikan pendapatan tambahan yang signifikan bagi para petani. Kelompok-kelompok tani di desa ini aktif berperan dalam mengelola distribusi pupuk, penanganan hama, dan penerapan teknologi pertanian sederhana untuk meningkatkan produktivitas.

Kehidupan Sosial Kemasyarakatan dan Budaya

Kehidupan sosial di Desa Banjarsari Kulon sangat dinamis, dibentuk oleh karakter warganya yang pekerja keras. Interaksi sosial tidak hanya terjadi di lingkungan tempat tinggal, tetapi juga di lokasi kerja seperti tempat pembuatan bata dan di sawah. Semangat gotong royong dan solidaritas sosial sangat tinggi, terutama dalam membantu sesama warga yang sedang membangun rumah atau saat ada hajatan.

Sebagai masyarakat yang religius, kegiatan keagamaan menjadi bagian sentral dari kehidupan sehari-hari. Masjid dan musala tersebar di seluruh penjuru desa, aktif menyelenggarakan kegiatan ibadah, pengajian, dan pendidikan Al-Qur`an. Nilai-nilai keagamaan menjadi landasan moral dan etos kerja yang mendorong warganya untuk bekerja keras dan jujur.

Sejarah dan Asal-usul Nama Desa

Nama Banjarsari Kulon memiliki akar sejarah yang menggambarkan kondisi geografis dan pembagian wilayah. Nama ini terdiri dari tiga kata: Banjar, Sari, dan Kulon. Banjar dalam bahasa Jawa berarti barisan, deretan, atau bisa juga merujuk pada pemukiman yang berjajar di sepanjang area tertentu (misalnya sungai). Sari berarti inti, pati, atau sesuatu yang terbaik. Kulon berarti barat.

Secara harfiah, Banjarsari Kulon berarti "Deretan Pemukiman Terbaik di Sebelah Barat". Nama ini mengindikasikan bahwa pada masa lalu, kemungkinan ada sebuah wilayah bernama Banjarsari yang kemudian dibagi menjadi dua, yaitu bagian barat (Kulon) dan bagian timur (Wetan). Penamaan ini mencerminkan sebuah area pemukiman yang subur dan makmur (Sari) yang berderet secara teratur (Banjar). Sejarahnya sebagai lumbung pangan dan kini sebagai pusat industri seolah mengamini makna "Sari" yang terkandung dalam namanya.

Menjaga Keseimbangan Industri dan Alam

Desa Banjarsari Kulon adalah potret sebuah desa yang berhasil mengoptimalkan potensi alamnya, baik tanah liat untuk industri maupun lahan subur untuk pertanian. Kekuatan desa ini terletak pada sinergi antara dua sektor ekonomi utama dan etos kerja warganya yang tinggi. Tantangan terbesar di masa depan adalah menjaga keseimbangan ekologis. Industri bata merah, jika tidak dikelola dengan baik, berisiko mengurangi lahan produktif dan menimbulkan isu lingkungan.

Oleh karena itu, inovasi dalam teknik produksi yang lebih ramah lingkungan dan program reklamasi lahan pasca-penambangan menjadi agenda penting. Dengan kepemimpinan yang visioner dan kesadaran kolektif dari masyarakatnya, Desa Banjarsari Kulon berpotensi untuk terus maju sebagai pusat industri kerakyatan yang sejahtera, produktif, dan berkelanjutan.